Bergeraklah seindah Mentari pagi menyinari bumi, ia bergerak memberikan kehangatan namun tak membakar. Bergeraklah atas dasar apa yang kalian pelajari dan pahami, bukan sebatas apa yang kalian ketahui. (Semangat Peradaban, DPM FE 2016)

Jumat, 27 Juni 2014

Pemuda dan Peradaban




“Setiap hari saya menghadapi  masalah yang berat, namun setiap kali yang ku panggil adalah Pemuda” (Umar Bin Al Khotob)

Begitulah kata “Umar Bin Al Khotob” pada masanya ketika memimpin sebuah peradaban gemilang dalam dunia ke Islaman. Dalam hal ini pemuda dikatakan sebagai pilar dari adanya kebangkitan peradaban besar umat manusia. Peradaban yang mampu menggoreskan tinta kejayaan dalam lembaran sejarah manusia. Peradaban yang mampu menjunjung tinggi martabat manusia beserta kodrat alamiahnya. Bukan hanya sekedar peradaban yang menjurus pada degredasi moralitas sebuah bangsa. Maka disinilah letak peran strategis seorang pemuda dalam membawa risalah-risalah perubahan progresifitas.

Beban perubahan senantiasa diamanahkan  oleh para pemuda dalam pergerakannnya, untuk terciptanya sebuah peradaban yang gemilang. Dari hal ini dapat dikatakan bahwasanya perubahan itu akan tercipta manakala ada sebuah integritas yang kuat antara pemuda dan risalah yang diamahkannya. Sejauh mana pergerakan tersebut dapat direalisasikan dengan baik dalam berbagai segi kehidupan, maka sejauh itu pula perubahan yang akan di dapatinya (tanpa terdistorsi oleh degredasi moral).

Sekiranya kita membahas sebuah peradaban maka hal itu tak akan pernah lepas dari sebuah perubahan-perubahan,. Ketika kita mengkaji sebuah perubahan maka hal itu tidak lepas dari progresifitas pergerakan, ketika kita membicarakan progresifitas pegerakan maka hal itu tak akan pernah lepas dari peran serta pemuda selaku tonggak tegak berdirinya sebuah peradaban, dan ketika kita menepis arti kata pemuda maka mahasiswa lah penyumbang utama adanya pemuda-pemuda tangguh, pemuda yang terlepas dari sebuah ruang privat yang hanya akan menjurus terhadap fested interest semata. Oleh karena itulah dalam hal ini mahasiswa memiliki peran yang strategis dalam setiap sektor pembangunan publik dalam sebuah tata kelola Negara.

Nampaknya, perlu ada sebuah klarifikasi mengenai peran strategis pemuda yang membawa risalah-risalah perubahan. Lalu Mahasiswa yang seperti apa ?? Itu adalah pertanyaan yang mendasar bagi setiap orang dalam menanggapi wacana “mahasiswa sebagai pembawa risalah perubahan ( Agent Of Change)”. Sejatinya mahasiswa bukanlah makhluk suci yang diturunkan dari langit guna membantu mengentasakan setiap permasalahan yang ada di dunia. mahasiswa sama seperti halnya manusia biasa yang diciptakan dari tanah pada awal penciptaannya. Mahasiswa adalah bagian dari masyarakat, dimana ia adalah simbol dari hati nurani rakyat yang turut merasakan pedihnya tirani yang ada dalam suatu negara.

       Banyak kategori-kategori yang melekat dalam sebutan dunia Mahasiswa. Ada yang disebut Mahasiswa kupu-kupu ( kuliah pulang, kuliah pulang), ada mahasiswa kura-kura ( kuliah rapat, kuliah rapat), kuci-kuci (kuliah nyuci, kuliah nyuci), Kuning-kuning (kuliah maning, kuliah maning, ,saking betahnya tuh dikampus, sampai-sampai 14 semester di borong abis).  Ya itulah sebutan yang kerap kali terlintas dalam telinga kita. Lalu mana yang paling ideal? Tegas dikatakan bahwasanya pemuda revolusioner adalah pemuda yang kreatif dan inovatif, visioner dan memiliki keunggulan hati. bukan pemuda yang mati akal dan fikirannya (red ; tidak dikelola dengan baik), bukan pula pemuda yang menggunakan fikirannya tanpa di imbangi nuraninya dalam setiap tindakannya, ataupun pemuda yang fikirannya banyak disusupi oleh hal-hal yang fragmatis (red ; cukel, dangkal, kotor, banyak sarang laba-laba diotaknya). karena Kita tak dapat memandang suatu perubahan dari satu prespektif saja, maka banyak perubahan-perubahan yang mungkin saja itu ideal bagi setiap mahasiswa dalam muaranya kepada peradaban sejati. Biarkan pluralisme menjadi warna dalam setiap langkah pergerakan mahasiswa. karena tanpa warna, pergerakan hanya akan menjadi gelap dan monoton di setiap kurun waktunya. Namu  Jangan biarkan pula “mahasaiswa sebagai agent of change” hanya sekedar menjadi mitos yang beredar dikalangan masyarakat, membutakan mengenai realitas dan harapan masyarakat. Mari bergerak bersama dalam menyongsong perubahan-perubahan menuju muara peradaban sejati. Hidup mahasiswa . . . !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar