Masa lalu, masa kini dan masa depan adalah serangkaian waktu
yang saling bersinergis dalam membentuk sebuah peradaban. Semua itu berputar
seperti hal nya perjalanan hidup manusia, dari mulai bayi, anak-anak, remaja
sampai dengan orang tua yang nantinya mau tidak mau harus terkubur dalam
himpitan tanah yang begitu gelap. Masa lalu adalah masa yang hanya dapat
dikenang dan dijadikan sebuah pelajaran berharaga oleh setiap insan yang sudah
terlepas dari ego masa kini. Seperti yang bung karno katakan pada masanya.
“Janganlah
melihat ke masa depan dengan mata buta! Masa yang lampau adalah berguna sekali
untuk menjadi kaca benggala dari masa yang akan datang” (dalam pidatonya di HUT Proklamasi
1966). Dan masa kini adalah masa yang harus dijalani, masa dimana semua impian
kedepan digagas didalamnya. Sedangkan masa depan adalah suatu prediksi ketidak
pastian atas rumusan yang telah dibuat pada masa sekarang dengan bercermin pada
cerita masa lalu (Masa lalu). Masa depan adalah suatu hal yang harus
benar-benar kita konsep menjadi sebuah hal yang nantinya akan mampu membawa
kita menjadi bagian dari sejarah umat. Bagian dari perdaban-peradaban cemerlang
hasil buah karya manusia, bukan hanya menjadi bangsa yang hidup di pinggiran
sejarah.
Indonesia adalah salah satu bangsa yang berpotensi menjadi
salah satu negara yang terombang-ambingkan dalam lautan sejarah jikalau
semangat pemuda revolusioner tidak ada lagi di negeri ini. Semangat minoritas
yang tidak bisa mengalahkan kaum hedonisme mayoritas.
“Perjuanganku lebih mudah karena hanya melawan penjajah, tapi
perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri ” (Pidato bung karno saat HUT Proklamasi
1963)
Pada era penjajahan ,
tantangan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia hanyalah satu semata. Yaitu
bagaimana ia bisa melepaskan diri dari belenggu penyiksaan, belenggu perenggut
kebebasan asasi manusia, yaitu penjajahan. Bangga Indonesia hanya dihadapkan
pada masalah bagaimana cara untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka.
Menjadi sebuah Negara yang merdeka yang tentunya adalah dengan cara mengusir
para penjajah dengan jalan perang. Namun lain halnya dengan perjuangan pada era
saat ini, khususnya pasca reformasi dimana banyak sekali problematika yang
melanda bangsa ini, mulai dari sistem yang ada didalamnya sampai dengan
tekanan-tekanan yang datang dari luar. Semua itu bercampur, dan menjadi suatu
hal yang komperehensif yang menjadikan bangsa Indonesia menjadi dipandang
sebelah mata oleh bangsa-bangsa yang lainnya. Ini jelas tantangan yang lebih
sulit dibandingkan dengan mengusir para penjajah. Seandainya tumbuhan,
tambang-tambang emas, tambang batu bara, kandungan minyak bumi Indonesia,
mereka semuanya dapat berbica, maka setidaknya satu hal yang mereka katakan
adalah “Kami ingin para pendiri bangsa ini dibangkitkan untuk
memimpin kami kembali”. Penataan masa depan harus benar-benar
ditanamkan dalam setiap benak individu masyarakat Indonesia, Penataan yang
mengarah pada seluruh sendi kehidupan, bukan penataan yang mencoba mengarahkan
semuanya menjadi satu hal yang monoton. Mulai dari sumber daya manusia, Alam,
hingga sumber daya buatan manusia. Itulah yang yang harusnya bisa difikirkan
oleh mereka yang duduk diatas sana, harus memikirkan pula untuk mengubah
mindset dari politikus menjadi seorang nagarawan sejati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar