Bergeraklah seindah Mentari pagi menyinari bumi, ia bergerak memberikan kehangatan namun tak membakar. Bergeraklah atas dasar apa yang kalian pelajari dan pahami, bukan sebatas apa yang kalian ketahui. (Semangat Peradaban, DPM FE 2016)

Rabu, 22 Oktober 2014

We Are Making History

     
     Sesungguhnya perjalanan panjang Bangsa ini, tak pernah lepas dari perjuangan para pahlawan dalam menegakan kehormatan Republik ini. mulai dari tenaga, pikiran, bahkan tak jarang nyawapun menjadi taruhan untuk melihat bangsa ini lepas dari penindasan kolonial, mereka tidak berfikir dan bekerja untuk diri sendiri, melainkan mereka bekerja atas nama satu rasa "Rakyat Indonesia". hingga hari ini kita dapat menikmati dengan leluasanya deretan perjuangan mereka yang telah di berikan untuk Bangsa ini.

      kita melihat 100 tahun silam, ketika para pemuda dari seluruh nusantara, menyatukan gagasan, pikiran, dan menyatukan raganya untuk dapat melihat Indonesia nan Gagah, padahal pada masa itu keterbatasanan senantiasa menghalangi mereka, perpisahan jarak yang di tandai dengan banyaknya perairan, transportasi darat yang minim dan lain sebagainya, namun tak jadi sebuah persoalan yang rumit nampaknya bagi mereka (pemuda Nusantara) dalam merealisasikan cita-cita nan luhur untuk bangsa ini. kita pemuda masa kini patutnya meniru sebuah kerja keras yang di lakukan mereka dalam menggapai cita-cita untuk Indonesia. kerja keras kita yang nantinya akan menjadi sebuah contoh pula untuk pemuda Indonesia selanjutnya.
     kita harus membuat sejarah baru. Sejarah yang mampu di kenang anak cucu Indonesia, atau bersyukur bisa di kenang sebagai bagian dari peradaban dunia. kita lakukan mulai dari yang terkecil, mulai dari diri kita sendiri dan, Mulai dari Sekarang ! Do it.

Senin, 20 Oktober 2014

Pendidikan Kunci Peradaban


Pendidikan bukanlah segalanya, akan tetapi segalanya itu berawal dari Pendidikan.. Kita Tahu bahwasanya Republik ini didirikan oleh kalangan Intelektualis yang semuanya mempunyai pendidikan yang tinggi. Proklamator kita, Bung Karno dan Bung Hatta. Mereka adalah dua diantara sekian banyak konseptor Negara yang mempunyai intelektualias yang tinggi. Bung Karno adalah lulusan teknik pertanian IPB, sedangkan Bung Hatta merupakan lulusan dari Akademi Ekonomi Amsterdam Belanda. Masih banyak lagi Negarawan sekaligus  Konseptor Negara seperti Natsir, Hos Cokro Aminoto, dan lainnya (founding Father) yang memiliki intelektual yang tinggi, dan sudah tentu mereka adalah produk dari adanya Pendidikan.
Bangsa ini didirikan bukan sekedar menggulung kolonialisme semata, akan tetapi bangsa ini hadir dengan membawa janji untuk segenap masyarakatnya. Salah satu dari janji Bangsa ini  adalah “Mencerdaskan kehidupan Bangsa”. Pada umumnya masyarakat yang cerdas akan lahir manakala tingkat intelektualitas, kepribadian, dan kedewasaan masyarakat yang tinggi  dalam menghadapi tantangan Nasional maupun Global. Dalam hal ini pula setiap individu mempunyai tingkat kesetaraan pemikiran dan tindakan yang sama untuk bersama memajukan Bangsa. Dalam mewujudkan Masyarakat yang cerdas hanya dapat dilakukan oleh terselenggaranya pendidikan yang baik (pendidikan yang mampu meminimalkan masalah dan menaikan taraf kemampuan bangsa sesuai tantangan zaman). titik pointnya, pendidikan merupakan syarat bagi terciptanya masyarakat Indonesia yang cerdas dan bermartabat. Jadi,  Membangun Pendidikan,  Adalah Membangun Masa Depan Bangsa.
Ciri Bangsa yang beradab adalah Bangsa yang dekat dengan Pendidikan, sedangkan ciri Bangsa yang tertinggal merupakan Bangsa yang lahir dengan mengesampingkan dunia Pendidikan. Sampai hari ini tentu kita banyak melihat segudang fenomena masalah yang kompleks yang ada di dunia pendidikan kita. Mulai dari tawuran pelajar, Seks bebas, pembunuhan di kalangan pelajar bahkan sampai pada tataran hilangnya Roh dan tujuan dalam pendidikan itu sendiri. Semua itu akan merujuk pada rendahnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Mutu Pendidikan bangsa kita merupakan yang terendah di Kawasan Asia Tenggara.
Kita masih kalah dengan Negara tetangga kita, yang sudah melesat terlebih dahulu mendahului kita, seperti Malaysia dan Singapore. Padahal sejatinya (Masa Orde Baru) pendidikan yang ada di Negara kita tidaklah dipandang sebelah mata, bahkan pendidikan kita jauh lebih di hormati, sampai-sampai banyak permintaan guru yang berasal dari Indonesia untuk mengajar di Malaysia. Banyak para pakar pendidikan, menemukan masalah yang ada di dunia pendidikan kita. Bahkan dari hulu sampai hilir tak luput dari coretan masalah yang rumit penyelesaiannya. Prof. Frans Shai, Seorang pakar pendidikan lulusan Universitas Freiburg Jerman mengatakan bahwasanya pendidikan di Negara kita itu directive learning, bukan proactive dan innovative learning. Itu yang menjad hambatan untuk bangsa kita dalam menjawab tantangan dan persaingan Global yang makin ketat. Ketidakmampuan atas hambatan ini yang kemudian menyeret masyarakat kita pada ketertinggalan dalam semua bidang. Masyarakat kita hanya bisa jadi penonton di tengah arus globalisasi, paham ideology mereka pun mulai berubah mengikuti paham (Hendonisme, kapitalis, Materialistis, Consumerisme) yang sejatinya sangat bergesekan dengan paham Ideologi yang kita punya (Pancasila).
Indonesia Gold Atau Indonesia Corrupted?
            Tidak sedikit dari dari kita yang sangat percaya diri untuk menggemakan suatu keadaan dimana masyarakat kita akan mengalami titik kegemilangan di abad Ke-21 ini. 2045 seakan menjadi sebuah ramalan untuk tercapainya “Indonesia Gold”. Berbekal dari banyaknya usia produktif semakin menambah optimisme yang berlebihan dari semua kalangan mulai dari masyarakat biasa sampai dengan para pakar pendidikan dan pemerintah. Banyaknya usia produktif bisa kita katakan sebagai  “Bonus Demografi”, tapi bagaimana ketika banyaknya usia produktif yang ada di Negara kita itu tidak terdidik? Its Just Became to Doms Day For Indonesia, Itu akan menjadi sebuah “Bom Waktu” Tersendiri untuk bangsa ini. ketika jumlah yang besar itu tidak terdidik dan terkelola dengan baik. Berapa jumlah pengangguran yang nantinya akan timbul, terlebih Januari 2015 kita akan menghadapi pasar bebas Asean yang sudah tentu itu akan menjadi tantangan bahkan masalah tambahan untuk masyarakat kita, berapa pula pertambahan jumlah gangster, pertumbuhan koloni homo, lesbian dan para maniak seks bebas, para kaum cukong yang mengisi dan menggerogoti Negeri ini? bisa jadi 2045 bukan Indonesia Gold yang kita dapatkan, akan tetapi “Indonesia Corrupted”.
           
Optimisme kemajuan Pendidikan
Bukan saatnya lagi untuk kita, selalu memunculkan sikap kritis pesimistis, sikap yang hanya mengkritik tanpa memberi solusi. Kita Perlu menumbuhkan sikap Optimisme terhadap kemajuan pendidikan yang ada di Negara kita. Banyak deretan keberhasilan bangsa ini yang tidak mampu dilakukan oleh bangsa lain. Pasca kemerdekaan, angka buta huruf masyarakat kita mencapai 98%, saat ini Negara mampu memutar balikan semuanya sehingga angka buta huruf yang kini ada hanya berkisar 2%. Itu sebuah prestasi keberhasilan yang sangat mengagumkan. Tidak ada bangsa lain yang mampu melakukan kerja hebat seperti ini. Masa Orde baru, pendidikan kita juga banyak disegani, di hormati, di hargai oleh bangsa lain. Contohnya adalah Negara tetangga kita, Malaysia. Pada era orde baru, banyak permintaan guru yang datang dari Malaysia, sampai akhirnya banyak pula guru dari kita yang mengajar disana. Kita mempunyai bekal ideologi Negara yang istimewa, yaitu Ideologi pancasila. Pemersatu yang sangat kokoh diantara banyaknya perbedaan. sampai hari ini, masyarakat kita mulai dari sabang sampai pulai merauke, miangas sampai pulai rote. Mereka masih mengakui Indonesia adalah Negara dan  Bangsa kita semua.

Surat Kecil Untuk Bapak/Ibu Dewan

Kepada Bapak Ibu Dewan yang terhormat,
Saya ucapkan selamat kepada anda sekalian yang sudah dilantik dengan begitu hormat, disaksikan seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Antara Bangga dan Cemas, namun di antara semua itu tersimpan harapan yang begitu kuat dari kami, Masyarakat kecil Indonesia  kepada kalian para anggota Dewan yang terhormat. Dibalik harapan yang kami minta maka sejatinya anda dihadapkan pada dua persoalan penting yang mesti harus anda lakukan terlebih dulu. Pertama, Mengembalikan Kepercayaan Publik : anda di hadapkan pada persoalan bagaimana mengembalikan kepercayaan public yang selama ini kian merosot. Sebagai Lembaga Representative. Apa yang seharusnya anda lakukan adalah yang sesuai dengan kehendak rakyat, segala macam kebijakan yang anda keluarkan, harus mencerminkan bahwasanya anda adalah wakil rakyat yang dipercaya rakyat untuk menduduki singgah sana nan megah. Bukan untuk menjadi wakil dari kelompok elite, partai, kaum cukong dan mafia yang memarginalkan rakyat kecil. Bukan persoalan mudah tentunya untuk mengembalikan sebuah kepercayaan. 2014-2019, lima tahun jabatan. Adalah waktu bagi anda, untuk membuktikan bahwasanya kami tidak pernah salah untuk memilih wakil rakyat, dan anda adalah wakil yang tepat bagi kami untuk melindungi aspirasi, menyampaikan, sehingga muncul sebuah kebijakan yang Merakyat, kebijakan yang membuat bangsa ini masuk kedalam romantisme Kesejahteraan dan Keadilan. Kemudian permasalahan yang kedua, anda di hadapkan pada masalah Profesionalisme Kerja Dewan : jabatan Dewan merupakan sebuah jabatan yang mempunyai Dualisme Kerja. Satu sisi anda di tuntut untuk bekerja di lapangan (Turun Jalan untuk sebutan Mahasiswa), namun disisi lain anda juga di tuntut untuk membuat sebuah kebijakan yang tentunya Merakyat  (Pro Rakyat). Dua hal ini tak mungkin bisa di pisahkan ketika anda ingin di anggap sebagai anggota Dewan yang baik, anggota Dewan yang mengabdikan diri demi terwujudnya sebuah kerja yang bermanfaat. Anda terpilih, karena kami percaya bahwa anda adalah yang tepat bagi kami untuk menjalankan kerja-kerja tersebut. Namun jika kita melihat belakangan, berapa banyak target kebijakan yang di rancang, namun tercapai dalam realisasinya. Berapa banyak kebijakan yang anda buat, namun bermanfaat untuk kita semua (rakyat Kecil), sampai pada tataran yang lebih penting lagi yaitu berapa banyak kebijakan yang anda buat atas dasar aspirasi dari kami, bukan dari partai, kaum elite, maupun cukong cukong Negara. Tentu itu menjadi sebuah pertanyaan yang nantinya dalam perjalanan lima tahun kedapan akan anda jawab. Jika anda mau pasang badan untuk kami, sudah tentu kami rakyat kecil Indonesia pun akan pasang badan buat anda.

Harapan Rakyat Indonesia.

Kami rakyat Indonesia, tentu akan selalu mengingat segala kebaikan yang anda lakukan. Nama anda tentu akan selalu teringat oleh kami. Begitupun ketika anda melakukan keburukan, bukan hanya nama anda yang akan jelek dimata kami, akan tetapi kutukan lah yang nantinya akan datang kepada anda. Republik ini didirikan bukan hanya sekedar menggulung kolonialisme, akan tetapi republik ini hadir dengan membawa janji suci yang harus di tepati. Anda hadir sebagai anggota Dewan, karena kami berharap dengan jabatan yang anda miliki, akan mampu menghadirkan suasana baru, bersinergi, dan berupaya membuat kebijakan yang mampu tuk melunasi janji-janji kemerdekaan. Anda adalah wakil rakyat, anda adalah kami yang terwakilkan, maka jika ada kebijakan pemerintah yang memarginalkan Rakyat, sudah tentu, anda akan tahu apa yang seharusnya anda lakukan. Harapan kami sangat banyak kepada anda. kebanyakan dari harapan kami, berharap Indonesia 2014 hadir dengan wajah baru, semangat baru untuk menyongsong perubahan dalam peradaban abad ini. Indonesia tanah Air Jaya.