Entah mengapa, malam ini begitu sunyi rasanya. Tak seperti
biasa, malam lalu banyak kudapati alunan suara yang biasanya menghiasi malam,
Tapi tidak kudapati malam ini. Hanya bintang dan kesunyian yang setia
menemani malamku malam ini. Ah yasudah biarlah.
Dalam hening, begitu
kuat rasa ini untuk memanjatkan do'a kepada Tuhan yang Maha Perkasa.
"Ya Tuhan, begitu
cepat pagiku telah ku lalui. Dari itu, betapa banyak kesalahan yang telah hamba
lakukan. Betapa banyak hamba lalai dalam kewajiban, sedangkan rakus dalam
Hak.Sesungguhnya Engkau Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Ampunilah dalam sepertiga
malam ini Dosa-dosa hamba Ya Rabb"
Kuat rasanya keinginanku untuk
menulis sepatah kata di malam yang sunyi ini. Terinspirasi dari seorang anak
bernama Samsul. kegigihan, semangat yang terus membara, pantang menyerah tak
kenal putus asa. itulah yang senantiasa ada dalam dirinya, walau tangis dalam
hati tak luput dari bocah sekecil itu. Keinginan yang kuat walau dalam
keterbatasan, Kerja keras yang mampu mengalahkan sakit raga, cita-cita yang
melebihi angan-angan seorang pemimpi. itulah bocah kecil bernama Samsul. bocah
yang berasal dari kaki Gunung Slamet, Bumi Jawa, Tegal.
Hari ini kutuliskan dalam tulisan kecilku,
menyemangati diri ini yang begitu lemah, rapuh, tak berdaya, jika di bandingkan
dengan sahabat kita yang satu itu. Samsul hanya salah satu sahabat dari ribuan
sahabat kita yang masih susah payah dalam mencari sesuap nasi. korban para
pecundang negeri yang hanya bisa menghabiskan uang rakyat. Sungguh Tuhan Maha
Adil, biarkan DIA yang akan menggantkan setiap tetes air mata Samsul dan
sahabat kita diluar sana oleh apa yang telah di lakukan Cukong-cukong di negeri
ini.
Ingin sekali rasanya melihat, Suatu
keadaan. dimana tak adalagi air mata yang dapat digadaikan dibumi ini. Suatu
keadaan dimana hukum menjadi sahabat dari jutaan nyawa, tak ada pengecualian
sedikitpun di dalamnya. semua mendapatkan hak tanpa ada yang memakan hak dari
sebagian yang lain. semua memiliki kesadaran bahwa antara yang satu dan yang
lain ibarat satu jiwa yang kuat, saling merasakan sakit ketika ada satu bagian
yang lain sakit. Satu Jiwa. Itulah mimpiku.
Atas nama kebenaran, berapa banyak orang,
kelompok, etnis, yang mendurhakai dirinya hanya untuk memperoleh hak dari orang
lain. Berapa banyak sahabat kita yang terdzolimi. Mereka mengatasnamakan kepedulian
hanya untuk meninggikan bendera kemunafikan. tidak banyak bendera yang berdiri
tegak dalam bingkai keikhlasan. Sahabat ketahuilah ciri diatas nampak ketika
kita melakukan sesuatu berorientasi hanya kepada manusia (mendapatkan Pujian).
Melayang ketika dipuji, sedangkan hancur ketika di maki. Hari ini dan esok kita
mengharapkan sahabat kecil yang mampu memberikan pengorbanannya untuk orang
lain. sahabat yang mampu memberikan bantuan untuk mencapai cita-cita dari
sahabat yang lainnya. ketika banyak pemilik jiwa seperti itu, maka tak akan
adalagi sahabat kita yang rela menjual keringat demi sesuap nasi. menggadaikan
bahagia dalam menjalani hidupnya.
buatlah hadirnya kita dapat membawa perubahan,
Mencapai sebuah Peradaban besar Di Abad ini.
dan Selamat menebar kebermanfaatan.
Salam Peradaban.
buatlah hadirnya kita dapat membawa perubahan,
Mencapai sebuah Peradaban besar Di Abad ini.
dan Selamat menebar kebermanfaatan.
Salam Peradaban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar